Pembebasan Lahan Rampung, Delapan Bangunan di Jalur Inlet Terowongan Samarinda Siap Dikosongkan

(Foto: Istimewa)

Loading

Inspirasimedia.com, SAMARINDA – Delapan bangunan milik warga yang sebelumnya terletak di jalur inlet proyek terowongan Jalan Sultan Alimuddin-Kakap, Samarinda, akhirnya akan dikosongkan.

Proses pembebasan lahan yang sempat tertunda kini telah selesai, membuka peluang bagi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda untuk melanjutkan penanganan longsor di kawasan tersebut.

Sekretaris Dinas PUPR Samarinda, Neneng Chamilia Santi menjelaskan bahwa proses pembebasan lahan tersebut sudah dalam tahap penyelesaian.

“Sudah kami ganti rugi, jadi itu clear. Saat ini masih proses pembersihan bangunan,” ujar Neneng.

Bangunan tersebut sebelumnya berada di area sisi inlet terowongan, lokasi yang pada Mei lalu mengalami longsor. Meskipun tidak terdampak secara langsung, keberadaan bangunan-bangunan tersebut menjadi hambatan dalam upaya mitigasi bencana.

Setelah dikosongkan, lanjutnya, rencana pelandaian lereng sebagai bagian dari penguatan struktur lereng akan segera dilaksanakan.

“Setelah rumah-rumah ini dibongkar, baru bisa kami lanjutkan pelandaian. Ini bagian dari penanganan longsor di sisi Jalan Sultan Alimuddin,” jelasnya.

Pembangunan terowongan ini sendiri merupakan salah satu proyek besar di Kota Tepian, dengan nilai anggaran mencapai Rp395 miliar menggunakan skema Multi Years Contract (MYC). Namun, insiden longsor yang terjadi beberapa bulan lalu menimbulkan kekhawatiran publik terhadap aspek keselamatan proyek.

Neneng mengakui bahwa longsor sebenarnya telah diprediksi, terutama saat musim hujan dengan curah tinggi. Oleh karena itu, survei dan konsultasi dengan para ahli terus dilakukan, termasuk melibatkan Balai Geoteknik, Terowongan dan Struktur (BGTS) Kementerian PUPR serta tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sebagai langkah lanjutan, PUPR Samarinda menganggarkan Rp39 miliar khusus untuk penanganan longsor dan mitigasi bencana di kawasan tersebut.

“Kami sudah konsen terhadap penanganan longsor itu termasuk langkah mitigasi untuk kini dan jangka panjangnya,” tegas Neneng.

Dengan selesainya pembebasan lahan dan kesiapan dana mitigasi, PUPR berharap proyek terowongan ini bisa dilanjutkan dengan lebih aman dan tuntas sesuai target.(*).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini