Pengelolaan Sampah di Kutim Mendesak, 50 Persen Berasal dari Dua Kecamatan

![]()
SANGATTA – PLT Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutai Timur, Dewi Dohi mengaku volume sampah yang dihasilkan di Kutim setiap harinya cukup besar, bahkan mencapai ratusan ton.
Ia menyebut, dari total 224,43 ton sampah per hari, sekitar 50 persennya berasal dari dua kecamatan, yakni Sangatta Utara dan Sangatta Selatan.
“Dan 50 persen sampah yang kita hasilkan berasal dari Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, jadi kedua kecamatan ini menghasilkan sampah sekitar 110 ton per harinya,” kata Dewi, Senin (21/7/2025).
Berdasarkan laporan DLH Kutim, total produksi sampah di Kabupaten Kutai Timur sepanjang tahun 2024 tercatat sebesar 81.915,13 ton.
Sementara jumlah penduduk Kutim pada tahun yang sama diperkirakan sekitar 433.330 jiwa yang tersebar di 18 kecamatan dan 141 desa/kelurahan, dengan luas wilayah mencapai 35.747,50 kilometer persegi.
Dewi menegaskan, jika penanganan sampah tak dilakukan dengan serius, maka jumlah sampah di TPA Batota Sangatta akan terus meningkat. Bahkan, kata dia, bukan tidak mungkin luasan lokasi pembuangan akhir akan lebih besar dari kawasan permukiman.
“Kalau ini tidak tertangani, Sangatta Utara dan Sangatta Selatan akan terus menambah volume sampah ke TPA Batota. Lama-lama TPA bisa lebih luas dari pemukiman warga,” jelasnya.
Kondisi ini, lanjut Dewi, bukan hanya menimbulkan persoalan estetika, tetapi juga berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan yang lebih kompleks.
“Permasalahan lingkungan bisa terjadi, seperti pencemaran air dan udara, peningkatan emisi gas rumah kaca, hingga kerusakan lahan,” sambungnya.
DLH pun mendorong masyarakat untuk lebih peduli dengan pengelolaan sampah, terutama dengan menerapkan kebiasaan memilah sampah dari rumah.
“Ini butuh komitmen semua pihak, mulai dari tingkat RT hingga pemerintah kabupaten. Sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, setiap orang wajib mengurangi dan menangani sampah yang dihasilkannya,” pungkas Dewi. (BI/*)

Tinggalkan Balasan