Menggali Peluang untuk Mewujudkan Universitas Negeri di Kutai Timur

Loading

SANGATTA—Pergerakan menuju peningkatan status pendidikan tinggi di Kutai Timur (Kutim) terus berlanjut. Anggota DPRD Kabupaten Kutai Timur, Yusuf T Silambi, menyambut baik wacana strategis penggabungan dua perguruan tinggi swasta, Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta (STAIS) dan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Kutai Timur (STIPER), untuk membentuk sebuah universitas negeri.

Meskipun wacana ini dinilai masih sebagai “bola liar” yang memerlukan studi mendalam, potensi yang dimiliki oleh kedua institusi ini dinilai sangat besar. Yusuf T Silambi menegaskan bahwa baik STAIS maupun STIPER sebenarnya sangat layak untuk ditingkatkan statusnya menjadi perguruan tinggi negeri. Dari sudut pandang akademis, STAIS sudah memiliki fondasi yang cukup kuat. Kedua kampus juga telah menunjukkan kemajuan masing-masing.

“Kalau dilihat dari satu persatu STAIS dan STIPER menurut saya sudah cukup maju, mulai dari mahasiswanya, SDM-nya, dan dosennya yang sudah doktor-doktor,” jelas Yusuf.

Tantangan utama yang mengemuka adalah perbedaan yayasan yang menaungi kedua kampus. Hal ini berpotensi menjadi hambatan administratif untuk meleburkan kedua entitas tersebut. Yusuf juga menyoroti kondisi STIPER yang masih menghadapi kelemahan dalam jumlah peminat mahasiswa, meskipun lokasi kampus dinilai sudah memadai.

“Itu masih bola liar. Kalau itu nanti digabung tentu bisa dinegerikan, tapi kedua kampus ini berbeda yayasan. Bisa tidak nyambung. Jadi harus dicarikan solusi win win,” ujar Yusuf.

Untuk mengatasi persoalan yayasan dan memaksimalkan potensi kedua kampus, solusi terbaik yang muncul adalah pembentukan universitas baru. Universitas baru ini diusulkan bernama Universitas Kudungga.  Yusuf meyakini gagasan ini sebagai solusi terbaik yang pernah mengemuka dalam rapat akademis yang pernah diikutinya.

Pembentukan Universitas Kudungga akan memungkinkan identitas lama dari STAIS dan STIPER melebur ke dalam wadah yang lebih besar. Peleburan ini diharapkan mampu menyediakan beragam jurusan dan fakultas, serta pada akhirnya mendorong kemajuan sumber daya manusia (SDM) di Kutai Timur secara menyeluruh.

“Jadi kalau mau dinegerikan sebenarnya layak banget, karena nanti kedua entitas ini dileburkan sehingga makin banyak jurusan dan fakultas. Bukan hanya ilmu agama saja atau ilmu pertanian saja,” tambah Yusuf.

Yusuf juga memberikan apresiasi atas komitmen positif dari pimpinan kedua kampus yang dinilainya memiliki kemauan yang sama untuk mengembangkan SDM di daerah. Sikap terbuka dan keinginan untuk maju dari para pimpinan ini merupakan hal yang sangat positif bagi kemajuan pendidikan di Kutai Timur. (ADV)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini