37 Warga Balikpapan Jadi Korban Penipuan Rekrutmen PPPK dengan Tarif Hingga Rp9 Juta

Inspirasimedia.com, BALIKPAPAN – Kasus dugaan penipuan yang mengatasnamakan rekrutmen calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) mencuat di Balikpapan dan meresahkan masyarakat. Aksi penipuan ini bahkan terekam dalam video yang beredar di media sosial, memperlihatkan korban bersama Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Balikpapan, Andre Afrizal, yang mendesak pelaku untuk mengakui perbuatannya.
Andre Afrizal, yang didampingi kuasa hukum KNPI, mengungkapkan bahwa jumlah korban telah mencapai 37 orang. Para korban sebagian besar adalah generasi muda dari berbagai latar belakang profesi, mulai dari pegawai salon hingga penjual sayur yang bermimpi menjadi pegawai pemerintah.
Modus operandi pelaku dimulai ketika korban menghubungi Andre untuk memverifikasi kredibilitas seseorang yang mengaku sebagai wakil direktur Perumda. Andre kemudian memastikan bahwa klaim tersebut tidak benar dan pelaku tersebut memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat tentang mekanisme resmi rekrutmen PPPK.
“Korban menghubungi saya, apakah benar orang ini wakil direktur Perumda. Saya tegaskan itu tidak benar. Dia meminta uang dengan iming-iming bisa meloloskan menjadi PPPK. Rata-rata korban tidak tahu mekanisme resmi, sehingga dibohongi dengan dalih membayar uang MCU dan psikotes. Terakhir hari ini terdapat 39 orang ketipu,” ucap Andre Afrizal saat dikonfirmasi, Minggu (24/8/2025).
Pelaku memungut biaya kepada korban dengan rentang antara Rp3,7 juta hingga Rp9 juta per orang. Untuk meyakinkan korban, pelaku bahkan mengaku membawa nama salah satu ketua partai politik, namun klaim ini telah diklarifikasi sebagai kebohongan belaka.
Andre menegaskan bahwa ini merupakan kasus penipuan murni yang dilakukan oleh seseorang yang bukan pejabat maupun ASN. Pelaku hanya menyamar sebagai wakil direktur Perumda dan bahkan nekat memalsukan tanda tangan pejabat serta stempel pemerintah kota untuk meyakinkan calon korban.
“Dia ini murni penipuan. Pelaku bukan pejabat maupun ASN, hanya mengaku sebagai wakil direktur Perumda. Dia bahkan memalsukan tanda tangan pejabat dan stempel pemerintah kota,” tegas Andre.
Andre memperkirakan jumlah korban masih berpotensi bertambah karena terus bermunculan laporan baru, termasuk dari luar wilayah Balikpapan. Saat ini kasus tersebut sudah ditangani oleh pihak kepolisian untuk proses penyidikan lebih lanjut.
Sebagai pembelajaran dari kasus ini, Andre mengingatkan masyarakat, khususnya generasi muda, agar lebih waspada terhadap berbagai modus penipuan dalam penerimaan kerja. Ia menekankan pentingnya memahami prosedur resmi rekrutmen pemerintah yang tidak pernah memungut biaya apapun.
“Kalau ada yang menawarkan jalur khusus apalagi meminta uang, jangan percaya,” pesannya.(*).
Tinggalkan Balasan